Kamis, 04 April 2013

Wikileaks: Awal Perang Internet




Masa depan situs pengungkap rahasia Wikileaks menjadi pertaruhan perang di internet yang sedang berlangsung.

Wikileaks yang sejauh ini telah membocorkan ribuan kawat diplomatik rahasia milik Amerika Serikat, didukung para peretas (hacker) yang tergabung dalam Operation Payback dan Anonymous.
Mereka menyerang situs sejumlah perusahaan yang menghentikan layanan penting bagi Wikileaks dalam beberapa hari terakhir, seperti perusahaan jasa keuangan Visa, MasterCard, dan PayPal.
Penghentian layanan untuk Wikileaks ini besar kemungkinan akibat tekanan dari pemerintah AS, meski perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan ini lebih disebabkan oleh tindakan Wikileaks melanggar perjanjian layanan.
Para peretas memanfaatkan media sosial seperti Twitter untuk berbagi informasi dan mengumumkan kegiatan mereka. Namun bukan berarti Twitter akan selamanya diperlakukan sebagai sekutu. Operation Payback telah memperingatkan mereka akan menyerang Twitter bila menyensor diskusi tentang Wikileaks.
Wikileaks sendiri sepertinya akan mampu bertahan. Mereka sekarang memiliki beberapa alamat di internet dan lebih dari 500 situs menawarkan salinan muatan Wikileaks.
Tidak diragukan lagi, lawan yang dihadapi Wikileaks sangat kuat, namun Wikileaks juga memiliki pendukung tangguh yang telah siap mempertahankan masa depan situs tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar